"Jangan sekali kali meninggalkan sejarah"
~Soekarno~
Powered By Blogger

Jumat, 30 Oktober 2015

Sejarah Buku dan Perkembangannya di Indonesia

        Pada tahun 2400 SM, orang Mesir kuno menggunakan papirus untuk bahan menulis tentang Raja Neferirkare Kaki, yang kemudian berubah bentuknya menjadi scroll (gulungan). Dan itulah bentuk buku yang paling awal. Bentuk buku yang lain ditemukan jauh setelah itu, misalkan di Kamboja dan China. Buku yang terbuat dari daun tentang Budha itu masih tersimpan hingga kini dan diabadikan oleh National Geographic. Begitupun di pulau Jawa ada jenis buku yang terbuat dari kulit kerbau, dan di Arab Al Hadits ditulis di pelepah daun kurma kemudian disatukan menjadi bentuk buku              

               Buku pada awalnya hanya berupa tanah liat yang dibakar, mirip dengan proses pembuatan batu bata di masa kini. Buku itu digunakan oleh penduduk yang mendiami pinggir Sungai Euphrates di Asia Kecil sekitar tahun 2000 SM.

               Penduduk sungai Nil, memanfaatkan batang papirus yang banyak tumbuh di pesisir Laut Tengah dan di sisi sungai Nil untuk membuat buku. Gulungan batang papirus inilah yang melatar belakangi adanya gagasan kertas gulungan seperti yang kita kenal sekarang ini. Orang Romawi juga menggunakan model gulungan dengan kulit domba. Model dengan kulit domba ini disebut parchment(perkamen).

              Bentuk buku berupa gulungan ini masih dipakai hingga sekitar tahun 300 Masehi. Kemudian bentuk buku berubah menjadi lenbar-lembar yang disatukan dengan sistem jahit. Model ini disebut codex, yang merupakan cikal bakal lahirnya buku modern seperti sekarang ini.


         Pada tahun 105 Masehi, Ts’ai Lun, seorang Cina di Tiongkok telah menciptakan kertas dari bahan serat yang disebut hennep. Serat ini ditumbuk, kemudian dicampur dan diaduk dengan air hingga menjadi bubur. Setelah dimasukkan ke dalam cetakan, buku di jemur hingga mengering. Setelah mengering, bubur berubah menjadi kertas.



           Pada tahun 751, pembuatan kertas telah menyebar hingga ke Samarkand, Asia tengah, dimana beberapa pembuat kertas bangsa Cina diambil sebagai tawanan oleh bangsa Arab. Bangsa Arab, setelah kembali ke negrinya, memperkenalkan kerajinan pembuatan kertas ini kepada bangsa Morris di Spanyol. Tahun 1150, dari Spanyol, kerajinan ini menyebar ke Eropa. Pabrik kertas pertama di Eropa dibangun di Perancis, tahun 1189, lalu di Fabriano, Italia tahun 1276 dan di Jerman tahun 1391. Berkat ditemukannya pembuatan kertas inilah maka pembuatan buku di beberapa belahan dunia semakin berkembang.

SEJARAH PENERBITAN BUKU DI INDONESIA

               Di Indonesia, awalnya bentuk buku masih berupa gulungan daun lontar. Menurut Ajip Rosidi (sastrawan dan mantan ketua IKAPI), secara garis besar, usaha penerbitan buku di Indonesia dibagi dalam tiga jalur, yaitu usaha penerbitan buku pelajaran, usaha penerbitan buku bacaan umum (termasuk sastra dan hiburan), dan usaha penerbitan buku agama.

         Pada masa penjajahan Belanda, penulisan dan penerbitan buku sekolah dikuasai orang Belanda. Kalaupun ada orang pribumi yang menulis buku pelajaran, umumnya mereka hanya sebagai pembantu atau ditunjuk oleh orang Belanda.

       Usaha penerbitan buku agama dimulai dengan penerbitan buku-buku agama Islam yang dilakukan orang Arab, sedangkan penerbitan buku –buku agama Kristen umumnya dilakukan oleh orang-orang Belanda.

            Penerbitan buku bacaan umum berbahasa Melayu pada masa itu dikuasai oleh orang-orang Cina. Orang pribumi hanya bergerak dalam usaha penerbitan buku berbahasa daerah. 

            Usaha penerbitan buku bacaaan yang murni dilakukan oleh pribumi, yaitu mulai dari penulisan hingga penerbitannya, hanya dilakukan oleh orang-orang Sumatera Barat dan Medan. Karena khawatir dengan perkembangan usaha penerbitan tersebut, pemerintah Belanda lalu mendirikan penerbit Buku Bacaan Rakyat. Tujuannya untuk mengimbangi usaha penerbitan yang dilakukan kaum pribumi. Pada tahun 1908, penerbit ini diubah namanya menjadi Balai Pustaka. Hingga Jepang masuk ke Indonesia, Balai Pustaka belum pernah menerbitkan buku pelajaran karena bidang ini dikuasai penerbit swasta belanda.

                  Sekitar tahun 1950-an, penerbit swasta nasional mulai bermunculan. Sebagian besar berada di pulau Jawa dan selebihnya di Sumatera. Pada awalnya, mereka bermotif politis dan idealis. Mereka ingin mengambil alih dominasi para penerbit Belanda yang setelah penyerahan kedaulatan di tahun 1950 masih diijinkan berusaha di Indonesia.

               Pada tahun 1955, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih dan menasionalisasi semua perusahaan Belanda di Indonesia. Kemudian pemerintah berusaha mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha penerbitan buku nasional dengan jalan memberi subsidi dan bahan baku kertas bagi para penerbit buku nasional sehingga penerbit diwajibkan menjual buku-bukunya denga harga murah.

           Pemerintah kemudian mendirikan Yayasan Lektur yang bertugas mengatur bantuan pemerintah kepada penerbit dan mengendalikan harga buku. Dengan adanya yayasan ini, pertumbuhan dan perkembangan penerbitan nasional dapat meningkat denganc epat. Menurut Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) yang didirikan 1950, penerbit yang menjadi anggota IKAPI yang semula berjumlah 13 pada tahun 1965 naik menjadi 600-an lebih.

               Pada tahun 1965 terjadi perubahan situasi politik di tanah air. Salah satu akibat dari perubahan itu adalah keluarnya kebijakan baru pemerintah dalam bidang politik, ekonomi dan moneter. Sejak akhir tahun 1965, subsidi bagi penerbit dihapus. Akibatnya, karena hanya 25% penerbit yang bertahan, situasi perbukuan mengalami kemunduran.

                Sementara itu, pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mashuri, kemudian menetapkan bahwa semua buku pelajaran di sediakan kan oleh pemerintah. Keadaan tidak bisa terus-menerus dipertahankan karena buku pelajaran yang meningkat dari tahun ke tahun. Karena itu, diberikan hak pada Balai Pustaka untuk mencetak buku-buku yang dibutuhkan dipasaran bebas. Para penerbit swasta diberikan kesempatan menerbitkan buku-buku pelengkap dengan persetujuan tim penilai.

                       Hal lain yang menonjol dalam masalah perbukuan selama Orde Baru adalah penerbitan buku yang harus melalui sensor dan persetujuan kejaksaan agung. Tercatat buku-buku karya Pramudya Ananta Toer, Utuj Tatang Sontani dan beberapa pengarang lainnya, tidak dapat dipasarkan karena mereka dinyatakan terlibat G30S/PKI. Sementara buku-buku “Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai”, kemudian “Era Baru, Pemimpin Baru” tidak bisa dipasarkan karena dianggap menyesatkan, terutama mengenai cerita-cerita seputar pergantian kekuasaan pada tahun 1966.


Sumber :
http://forum.viva.co.id
http://indonesiabuku.com

Sejarah Perkembangan Perpustakaan Dari Masa ke Masa

           Perpustakaan berasal dari kata ‘Pustaka’ yang berarti kitab atau buku. Menurut Sulistyo Basuki dalam buku nya yang berjudul “Pengantar Ilmu Perpustakaan”, definisi perpustakaan adalah “sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang di gunakan untuk menyimpan buku ataupun terbitan lainnya yang biasanya di simpan dengan tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca,bukan untuk di jual” akan tetapi perpustakaan di jaman dahulu tidak seperti yang kita tahu sekarang ini. Dulu, perpustakaan adalah tempat penyimpanan arsip-arsip penting yang tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang.

Tablet
          Disini, saya akan menceritakan tentang perkembangan perpustaaan dan asal mula perpustakaan. Tempat pertama dimana ditemukannya kumpulan arsip-arsip adalah di sebuah temple di Sumaria sekitar tahun 2600 SM, disana ditemukan arsip-arsip yang terutama berisi catatan transaksi komersial atau persediaan dan dengan ditemukannya arsip-arsip ini, menandai pula akhir dari zaman prasejarah dan awal sejarah. Hal-hal yang sama juga terjadi di Mesir Kuno, banyak ditemukannya arsip-arsip pemerintahan dan yang tertua di temukan di Ugarit. Ada juga bukti perpustakaan di Nippur sekitar 1900 SM dan orang-orang di Niniwe sekitar 700 SM yang menunjukkan sistem klasifikasi perpustakaan. Lebih dari 30.000 tablet tanah liat dari Perpustakaan Ashurbanipal telah ditemukan di Niniwe yang menunjukkan tentang kehebatan sastra Mesopotamia, agama, dan pekerjaan administrasi. Salah satu yang ditemukan adalah Enuma Elish. Enuma Elish yang terdiri dari seribu baris dan dicatat dalam bahasa Babilonia kuno pada tujuh tablet tanah liat ini ditemukan. Enuma Elish ini merupakan mitologi penciptaan Babilonia. Di tulis di tujuh tablet tanah liat dalam bahasa Babilonia kuno.
                  
               Seorang filosofi bernama Laozi adalah penjaga buku di perpustakaan paling awal di Cina, yang dimiliki oleh Kekaisaran Dinasti Zhou. Bukti katalog ditemukan di beberapa perpustakaan kuno yang sudah hancur dan bukti tersebut menggambarkan keberadaan pustakawan pada tahun 604 SM.
                  
               Perpustakaan Alexandria di Mesir adalah perpustakaan terbesar dan paling signifikan dari dunia kuno. Perpustakaan ini ada saat dinasti Ptolemaic dan dibuat untuk pusat urama beasiswa dari kostruksi pada abad ke 3SM sampai saat Romawi ditaklukan di Mesir tahun 30 SM. Perpustakaan ini disusun dan dibuka diduga antara masa pemerintahan Ptolemeus I Soter (323-283 SM) atau selama masa pemerintahan anaknya, Ptolemy II (283-246 SM).

Perpustakaan Alexandria
                  Ada juga Perpustakaan Celsus di Efesus, Anatolia, yang sekarang menjadi bagian dari Selçuk, Turki. Perpustakaan ini dibangun untuk menghormati Tiberius Julius Senator Romawi Celsus Polemaeanus yang dibangun selesai pada 135 M oleh putra Celsus ', Gaius Julius Aquila (konsul, 110 M). Perpustakaan ini dibangun untuk menyimpan 12.000 gulungan dan sebagai makam monumental bagi Celsus.

Perpustakaan Celcus

              Perpustakaan pribadi pertama muncul di Yunani pada sektar tahun 5 SM. Pada saat Augustus abad 2 ada perpustakaan umum di dekat forum Roma dan ada juga perpustakaan di Octaviae Porticus dekat Teater Marcellus, di kuil Apollo Palatinus, dan di Ulpiana Bibliotheca di Forum Trajan. Arsip-arsip negara pun disimpan di lereng antara Forum Romawi dan Bukit Capitoline.
                    Di Barat, perpustakaan umum pertama didirikan di bawah Kekaisaran Romawi karena setiap kaisar yang sukses, berusaha untuk menuliskan atau membuat bukti bahwa ia lebih hebat dari para pendahulunya. Berbeda dengan perpustakaan di  Yunani, pembaca memiliki akses langsung ke gulungan, yang disimpan di rak-rak yang dibangun ke dinding sebuah ruangan besar. Kita bisa membaca atau menyalin di ruangan itu juga. Perpustakaan di Romawi ada yang bilingual dengan memiliki ruang Latin dan ruang Yunani. Isi perpustakaan nya terdapat perkamen perkamen seperti di Perpustakaan Pergamun dan pada gulungan papirus seperti di Alexandria. Ada beberapa perpustakaan kelembagaan atau kerajaan yang terbuka untuk masyarakat umu yang terdidik (seperti koleksi Serapeum dari Perpustakaan Alexandria, perpustakaan terbesar di dunia kuno) tapi ada beberapa koleksi yang tidak boleh dilihat oleh umum. Seorang sarjana terdidik yang dapat melihat buku-buku sebenarnya sangat jarang terjadi dan walaupun bisa membaca beberapa koleksi, mereka tetap tidak bisa mengakses perpustakaan tersebut secara keseluruhan. Dalam semua kasus yang tercatat buku-buku itu disimpan di ruang yang relatif kecil di mana staf pergi untuk mendapatkan apa yang sarjana tersebut ingin ketahui.

                 Han China sarjana Liu Xiang mendirikan sistem perpustakaan klasifikasi pertama selama Dinasti Han, dan sistem buku pertama notasi. Pada saat itu katalog perpustakaan ditulis pada gulungan sutra halus dan disimpan dalam kantong sutra.

501 M - 1400 M

                Pada abad ke 6, Cassiodorus, mentri dari Theodoric, mendirikan sebuah biara di Vivarium di Italia dengan sebuah perpustakaan di mana ia mencoba untuk membawa pembelajaran Yunani kepada pembaca Latin dan melestarikan teks baik sakral dan sekuler untuk generasi mendatang. Sebagai pustakawan resmi nya, Cassiodorus tidak hanya dikumpulkan sebanyak banyaknya naskah yang dia bisa kumpulkan tapi dia juga menulis risalah yang bertujuan mengajar para bhikkhu dalam penggunaan yang tepat dari membaca dan metode untuk menyalin teks secara akurat. Akan tetapi, perpustakaan di Vivarium ini dibubarkan dan hilang dalam satu abad.

              Pada abad 8 Iran dan kemudian Arab sudah mengimpor kerajinan pembuatan kertas dari Cina. Dan pabrik kertas pun sudah bekerja di Baghdad pada tahun 794. Pada abad ke-9 perpustakaan yang dibuka untuk umum mulai muncul di banyak kota-kota Islam. Mereka menyebut nya "Hall of Science" atau dar al-'ilm. Perpustakaan-perpustakaan ini sangat berbau Islam dengan tujuan menyebar luas kan ajaran mereka serta mempromosi kan penyebaran ilmu pengetahuan. Abad ke-9 Khalifah Abbasiyah al-Mutawakkil di Irak memerintahkan pembangunan "zawiyat qurra" - sebuah kandang bagi pembaca.

                     Pada tahun 983, Shiraz Adhud al-Daula membuat perpustakaan yang digambarkan oleh sejarawan abad pertengahan, al-Muqaddasi, sebagai "sebuah kompleks bangunan yang dikelilingi oleh taman dengan danau dan saluran air Bangunan atasnya dengan kubah,. Dan terdiri dari atas dan cerita yang lebih rendah dengan total, menurut pejabat kepala, dari 360 kamar. Dalam setiap departemen, katalog ditempatkan di rak. kamar yang dilengkapi dengan karpet ". Perpustakaan ini sering menyalin dan men-translate banyak tulisan ke bahasa Arab. Seperti dari Persia, Romawi, Yunani, dan Sansekerta non-fiksi dan sastra klasik.

                    Kemajuan Islam dalam bidang pengetahuan pun ikut mundur karena invasi Mongol yang menghancurkan banyak perpustakaan-perpustakaan Islam. Beberapa perpustakaan yang tersisa contohnya adalah Perpustakaan Chinguetti yang berada di Afrika Barat dan perpustakaan Astan Qudz Razavi kota Masyhad Iran, yang telah beroperasi selama lebih dari enam abad.

                   Kemajuan Islam dalam bidang perbukuan ini pun ditiru oleh biarawan-biarawan Kristen khususnya mereka yang tinggal di perbatasan antara kota-kota Islam dan Kristen Isi dari perpustakaan Islam disalin oleh biarawan Kristen di daerah perbatasan Islam / Kristen seperti di Spanyol dan Sisilia. Lalu kemudian menyebar ke bagian lain dari Eropa Kristen. Para biarawan ini menyalin tulisan tulisan Romawi, Yunani, Dari sana mereka akhirnya membuat jalan mereka ke bagian lain dari Eropa Kristen. Ini salinan bergabung karya yang telah diawetkan langsung oleh biarawan Kristen dari aslinya Yunani dan Romawi asli dan menyebutnya karya Bizantium. Hasil dari perpustakaan yang dibuat oleh para biarawan ini pun kemudian menjadi dasar dari perpustakaan-perpustakaann modern yang kita lihat saat ini.

               Lain hal nya dengan Buddha, materi pendidikan, kitab-kitab serta sejarah mereka disimpan di sebuah perpustakaan pra-modern di Asia Tenggara. Di Burma, ada sebuah perpustakaan kerajaan yang disebut Taik Pitaka, perpustakaan ini didirikan oleh Raja Anawrahta yang pada abad ke-18, utusan dari Inggris yaitu Michael Symes, menulis tentang perpustakaan tersebut "tidaklah mustahil bahwa keagungan Birman itu mungkin memiliki lebih banyak perpustakaan daripada penguasa, dari tepi sungai Donau ke perbatasan China ". Di Thailand, perpustakaan disebut Ho Trai dan di biasnya dibangun di atas kolam untuk mencegah serangga-serangga yang memakan buku.

                 Pada Abad Pertengahan awal, perpustakaan biara dikembangkan. Buku-buku sudah mulai ditempatkan di rak yang mencerminkan bahwa naskah-naskah yang disalin ini termasuk naskah berharga. Walaupun tulisan-tulisan tersebut berharga, banyak perpustakaan yang dapat meminjamkan bukunya jika di beri uang jaminan. Pada tahun 1212 dewan kota Paris menjelek-jelekan para biara yang masih melarang peminjaman buku.

                    Perpustakaan-perpustakaan awal biasanya terdapat di cloisters (sebuah ruangan persegi yang berada di tengah bangunan) biarawan-biarawan yang berhubungan dengan sebuah ruangan dimana biasanya para penulis menulis tulisan mereka dimana terdapat koleksi-koleksi buku yang dirantai. Rak-rak di bangun di atas atau diantara podium podium dan ini menjadi awal dari book presses.
 
           Kemudian lama kelamaan book presses ini dibuat dekat dengan jendela dan tidak terlalu tinggi, bentuk ini diharapkan agar dapat mempermudah pembaca membaca buku karena pencahayaannya yang memadai. Sistem ini menjadi karakteristik dari perpustakaan Institusional Inggris. Di Eropa bookcases disusun menghadap ke dinding dan berbentuk parallel, sistem ini pertama kali ditemukan di Spanyol.
                 Di Eastern Christian, perpustakaan biarawan biasanya menyimpang tulisan tulisan penting. Dan manuskrip yang paling penting disimpan di Gunung Athos bagi orang Kristen Ortodoks, dan perpustakaan biara Saint Catherine, Gunung Sinai untuk Gereja Koptik.
ABAD KE 15
                      Di pusat dan utara Italia, perpustakaan kemanusiaan memberikan pencerahan kepada pelanggan perpustakaan dan biasanya mereka berkumpul di setiap kota Itali.

                       Malatesta Novello, penguasa Cesena, mendirikan Perpustakaan Malatestiana Cosimo de Medici di Florence mendirikan perpustakaan koleksi pribadi, yang membentuk dasar dari Perpustakaan Laurentian.

                 Di Roma, koleksi kepausan dibawa oleh Paus Nicholas V, di perpustakaan Yunani dan Latin yang terpisah, yang lalu ditampung oleh Paus Sixtus IV dan kemudian diserahkan oleh Bibliotheca Apostolica Vaticana untuk perawatan pustakawan nya, Bartolomeo Platina pada bulan Februari 1475.

ABAD 16 & 17

                          Semakin banyak perpustakaan pribadi yang berdiri diantaranya seperti:
Vallicelliana yang berisi kitab Saint Filippo Neri.

                    Biblioteca Angelica yang didirikan oleh Augustinian Angelo Rocca dan merupakan perpustakaan yang di buat benar-benar untuk umum.

                       Di Milan Kardinal Federico Borromeo mendirikan Ambrosiana Biblioteca.
Lalu kemudian tren ini pun menyebar ke luar Italia, misalnya Louis III yang mendirikan Palatina Bibliotheca of Heidelberg. Perpustakaan ini tidak memiliki volume begitu banyak sebagai perpustakaan modern. Namun, mereka tetap manuskrip berharga dari karya-karya Yunani, Latin dan Alkitab.

                     Tianyi Chamber didirikan pada 1561 oleh Fan Qin selama Dinasti Ming, perpustakaan  ini adalah perpustakaan tertua di Cina. Dalam masa kejayaannya perpustakaan ini menyimpan 70.000 jilid buku antik.

ABAD 17 & 18

               Masa ini adalah masa yang disebut sebagai masa kejayaan perpustakaan. Di masa ini banyak perpustakaan penting yang didirikan di Eropa seperti Perpustakaan Bodleian di Oxford, Perpustakaan Museum British di London, Perpustakaan Mazarine di Paris, Perpustakaan Nasional Austrian di Vienna, dan masih banyak lagi.

              Abad ke-18 ini dianggap sebagai kemajuan bagi semua perkembangan budaya dalam sejarah perpustakaan, dan itu adalah awal di masa sekarang kita bisa ada perpustakaan fungsional. Di Perancis, Revolusi Perancis melakukan penyitaan pada tahun 1789 dari perpustakaan gereja dan perpustakaan pribadi bangsawan kaya untuk dijadikan milik negara. Saham disita menjadi bagian dari perpustakaan nasional baru - Bibliothèque Nationale. Dua pustakawan yang terkenal, Hubert-Pascal Ameilhon dan Joseph Van Praet, dipilih dan diidentifikasi lebih dari 300.000 buku dan manuskrip yang menjadi milik orang-orang di Bibliothèque Nationale. Dari sinilah muncul pelaksanaan konsep layanan perpustakaan kepada masyarakat umum yang tidak kaya atau berpendidikan.

SEKARANG

                Sekarang, perpustakaan-perpustakaan modern yang kita ketahui sudah dapat di pakai untuk masyarakat umum juga. Kita dapat membaca, mengerjakan tugas, mencari informasi di perpustakaan. Banyak perpustakaan yang menyediakan wifi serta komputer untuk memfasilitasi kita. Akan tetapi sangat disayangkan, perpustakaan di Indonesia menurut saya masih sangat miskin fasilitas, seperti tidak dirawat dengan benar dan baik dari segi fasilitas maupun buku-bukunya. Buku-buku nya sudah jelek dan rapuh hingga mudah rusak. Padahal jika kita merawat buku itu dengan benar, buku-buku tersebut tidak akan mudah rusak. Beberapa perpustakaan di Indonesia juga tidak dibuat nyaman dan masih kumuh sehingga tidak banyak orang yang menghabiskan waktunya di perpustakaan. Kalau kita lihat di negara-negara lain, perpustakaan mereka dibuat senyaman mungkin hingga orang pun banyak yang datang ke perpustakaan dan dengan itu minat membaca kita juga semakin meningkat.

Perpustakan Nasional Singapore

Perpustakaan Nasional Singapore

Perpustakaan Nasional Indonesia

Perpustakaan Nasional Indonesia
Sumber : labsky2012.blogspot.co.id
                     www.wikipedia.org

Senin, 26 Oktober 2015

Sejarah Perkembangan Mobil Dari Masa ke Masa

           Mobil berasal dari kata automobil, yang berasal dari bahasa Yunani ‘autos’ yang berarti sendiri, dan bahasa Latin ‘movere’ yang berarti bergerak.  Sedangkan mobil itu sendiri mempunyai arti yaitu kendaraan beroda empat atau lebih yang membawa mesin sendiri.  
           
           Sejarah dari mobil itu sendiri berasal dari kendaraan yang bekerja dengan uap yang pertama kali didesain oleh Ferdinand Verbiest, sekitar tahun 1672.  Ia mendesain mainan kendaraan berukuran 65 cm untuk kerajaan Cina, namun tidak bisa membawa penumpang.  Pada tahun 1752, Leonty Shamshurenkov, seorang berkebangsaan Russia, membuat konstruksi sebuah kendaraan bertenaga manusia.  Ia juga melengkapi kendaraan buatannya dengan odometer.  Kendaraan yang ia buat hampir sama dengan sebuah kereta salju.  Kendaraan bertenaga uap pertama dibuat pada akhir abad 18.  Nicolas-Joseph Cugnot dengan sukses mendemonstrasikan kendaraan roda tiga itu pada tahun 1769.  Kendaraan pertama tersebut menggunakan tenaga mesin uap, mungkin peningkatan mesin uap yang paling dikenal, dikembangkan di Birmingham, Inggris oleh Lunar Society. Dan juga di Birmingham, mobil tenaga bensin pertama kali dibuat di Britania pada tahun 1896 oleh Frederick William Lanchester yang juga mematenkan rem cakram.  Pada tahun 1890-an, etanol digunakan sebagai sumber tenaga di Amerika Serikat.  Penemuan Cugnot, penggunaanya dapat dilihat secara rendah di tempat asalnya Prancis, dan penemuan tersebut diteruskan ke Britania, dimana Richard Trevithick menjalankan gerobak uap pada tahun 1801.  Kendaraan tersebut dianggap aneh pada awalnya, namun penemuan dalam dekade setelahnya, seperti rem tangan, transmisi multi-kecepatan, dan peningkatan kecepatan serta setir, membuatnya sukses.

Replika Benz Motorwagon
            Paten mobil pertama di Amerika Serikat diberikan kepada Oliver Evans pada tahun 1789.  Pada tahun 1804, Evans mendemonstrasikan mobil pertamanya, yang bukan hanya mobil pertama di Amerika Serikat, tapi juga merupakan kendaraan amfibi pertama, yang kendaraan tenaga uapnya sanggup jalan di darat menggunakan roda, dan di air mnguunakan roda padel.  Umumnya, mobil pertama mesin pembakaran dalam yang menggunakan bensin dibuat hampir bersamaan pada tahun 1886, oleh penemu Jerman yang bekerja secara terpisah, Karl Benz, pada 3 Juli 1886 di Manneheim, dan Gottlieb Daimler dan Wilhelm Mayback di Stuttgart.  Pada 5 November 1895, George B. Selden diberikan paren Amerika Serikat untuk mesin mobil dua tak.  Paten ini memberi dampak negatif pada perkembangan industri mobil di Amerika Serikat.  Penerobosan spektakuler dilakukan oleh Berta Benz pada 1888.  Mesin uap, listrik, dan bensin, bersaing untuk beberapa dekade dengan mesin bensin pembakaran dalam meraih dominasi pafa tahun 1910-an.  Garis-garis produksi skala besar pembuatan mobil harga terjangkau dilakukan oleh Oldsmobile pada tahun 1902, dan kemudian dikembangkan besar-besaran oleh Henry Ford pada 1910-an.  Dalam periode dari 1900 ke pertengahan 1920-an, perkembangan tekologi otomotif sangat cepat, disebabkan oleh jumlah besar pembuatan mobil-mobil kecil yang semuanya bersaing untuk mendapatkan perhatian dunia.

Mobil "Velo" Karl Benz
           Pada tahun 1930-an, kebanyakan teknologi dalam permobilan sudah banyak diciptakan, walaupun sering ditemukan kembali dikemudian hari dan diberikan kredit ke orang lain.  Misalnya, pengemudian roda depan diciptakan kembali oleh Andre Citroen dalam peluncuran Traction Avant pada tahun 1934,  meskipun teknologi ini sudah muncul beberapa tahun sebelumnya dalam mobil yang dibuat oleh Alvis dan Cord, dan di dalam mobil balap yang dibuat oleh Miller (mungkin telah muncul pada awal 1897).  Setelah 1930, jumlah produsen mobil berkurang drastis berpasan dengan industri saling bergabung dan matang.  Sejak 1960, jumlah produsen hampir tetap, dan inovasi berkurang.  Dalam banyak hal, teknologi baru hanya perbaikan dari teknologi sebelumnya.  Dengan pengecualian dalam penemuan manajemen mesin, yang masuk pasaran pada 1960-an, ketika barang-barang elektronik menjadi cukup murah untuk produksi massal dan cukup kuat untuk menangani lingkungan yang kasar pada mobil.  Dikembangkan oleh Bosch, alat elektronik ini dapat membuat buangan mobil berkurang secara drastis sambil meningkatkan efisiensi dan tenaga.

Ford Model T
           Dengan dikendarainya mobil, tentu saja pasti terjadi beberapa kecelakaan, berikut ini adalah catatan sejarah mengenai kecelakaan pada masa awal pembuatan mobil.  Kecelakaan mobil hampir sama tua dengan mobil itu sendiri. Joseph Cugnot menabrak mobil tenaga-uapnya "Fardier" dengan tembok pada 1770. Kecelakaan mobil fatal pertama kali yang dicatat adalah Bridget Driscollpada 17 Agustus 1896 di London dan Henry Bliss pada 13 September 1899 di New York City.  Setiap tahun lebih dari sejuta orang tewas dan sekitar 50 juta orang terluka dalam lalu lintas (menurut perkiraan WHO).  Penyebab utama kecelakaan adalah pengemudi mabuk atau dalam pengaruh obat, tidak perhatian, terlalu lelah, bahaya di jalan (seperti salju, lubang, hewan, dan pengemudi teledor).   Fasilitas keamanan telah dibuat khusus di mobil selama bertahun-tahun.  Mobil memiliki dua masalah keamanan dasar: mereka memiliki pengemudi yang sering kali berbuat kesalahan dan ban yang kehilangan gesekan ketika pengereman mendekati setengah gravitasi.  Kontrol otomatis telah diusulkan dan dibuat contoh.  Riset awal memfokuskan pada peningkatan rem dan mengurangi bahaya api sistem bahan bakar.  Riset sistematik dalam keamanan tabrakan dimulai pada1958 di Ford Motor Company.  Sejak itu, banyak riset memfokuskan pada penyerapan energi luar dengan panel yang mudah hancur dan mengurangi gerakan manusia pada ruang penumpang.   Ada tes standar keamananan mobil, seperti Euro NCAP dan USNCAP.  Ada juga tes yang dibantu oleh industri asuransi. Meskipun peningkatan dalam teknologi, angka kematian dari kecelakaan mobil tetap tinggi, di AS sekitar 40.000 orang meninggal setiap tahun, angka yang tetap bertumbuh sesuai dengan peningkatan populasi dan perjalanan, dengan tren yang sama di Eropa.  Angka kematian diperkirakan akan menjadi dua kali lipat di seluruh dunia pada 2020.  Angka yang lebih banyak dari kematian adalah luka dan cacat.

           Sekarang ini, beberapa mobil terkenal semakin marak di kalangan dunia ini, seperti Ferrari dan Lamborghini.  Tidak seperti Ferrari yang wajib mengikuti F1, Lamborghini sendiri hanya menjadi suplier mesin di musim 1989 s.d. 1993 lewat tim Lotus, Minardi, Ligier, Modena & Larrousse.  Lamborghini beberapa kali sempat hampir gulung tikar.  Akhirnya di tahun 1998 nasib Lamborghini terselamatkan setelah dibeli oleh Audi (Volkswagen Group).  Setelah dibeli oleh Audi, Lamborghini tetap mempertahankan nilai-nilai sebuah karya seni. Pembuatan mobil mulai dari pengecatan, pembuatan bodi, perakitan mesin, instalasi kabel, interior dan sebagainya masih mengandalkan tangan-tangan terampil.  Hampir sebagian besar namanama mobil Lamborghini diambil dari nama-nama banteng.  Diketahui, Ferrucio Lamborghini memang terlahir dalam naungan zodiak Taurus.  Jadi, bukan kebetulan jika mobil- mobil dari Lamborghini selalu menggunakan namanama banteng.  Contohnya, Lamborghini Miura.  Model produksi pertama dari Lamborghini ini mengambil nama dari banteng aduan milik pengusaha kaya Sevilla, Eduardo Miura.  Kebetulan Eduardo Miura memiliki hubungan baik dengan Feruccio.  Selama berkunjung ke Sevilla, Ferrucio kerap terkagum-kagum dengan banteng milik Eduardo Miura.  Saat ini Ferrucio Lamborghini tidak lagi pemilik merek dan juga sudah meninggal dunia, tradisi penggunaan nama-nama dari banteng tersebut tetap dipertahankan.  Beberapa nama mobil yang diberikan sepeninggalan Ferrucio Lamborghini Lamborghini Gallardo dan yang paling baru, Lamborghini Aventador.  Gallardo adalah nama salah satu banteng aduan paling tangguh yang ada di Spanyol medio 2000-an. Ketangguhan banteng ini sangat terkenal karena dari banteng ini didapatkan satu keluarga yang semuanya memiliki kekuatan yang sangat baik.  Hal yang sama juga terjadi pada Lamborghini Aventador yang disebut-sebut sebagai pengganti dari Lamborghini Murcielago.  Sebagian besar model Lamborghini diproduksi dengan mesin 12 sillinder dalam konfigurasi V (V12), meskipun model terbarunya, Gallardo, menggunakan mesin V10.  Yang jelas, Lamborghini tak pernah memproduksi mobil dengan mesin kurang dari V8.
Lamborghini Murcielago
Mobil yang terus berkembang, sekarang memasuki era “Super Car”, yang melebihi “Sport Car”.  Diantaranya adalah mobil Bugatti yang mencatat rekor mobil tercepat di jalan raya.  Bugatti Veyron Super Sport tersebut dinobatkan sebagai mobil termahal didunia dengan harga USD 2,6 juta.  Mobil ini sendiri dibuat oleh anak perusahaan Volkswagen AG, Bugatti Automobiles SAS di pabriknya di Molsheim, Perancis.  Nama mobil ini diambil dari nama seorang pembalap dari Perancis, Pierre Veyron yang pada tahun 1939 berhasil memenangkan 24 hours of Le Mans.  Mobil ini juga diklaim sebagai mobil tercepat di dunia versi Guinness World of Record dengan kecepatan menembus 431 km/jam.  Dari balik kap mesin teronggok mesin bertenaga 1.200 PS dengan torsi 1.500 Nm.   Tenaga itu 200 PS lebih besar dari versi Veyron standar.  Mobil Bugatti Veyron Super Sport ini mempunyai keunggulan dalam Model ‘Sang Noir’ 431km/jam dan merupakan contoh unik Super Sport yang hanya ada 30 model.  Mobil bertenaga mesin delapan liter quad-turbocharged ini mampu menghasilkan tenaga kolosal 200-1.200 bhp yang jelas melebihi standar Veyron.  Model ini masuk lini produksi di Molsheim, Prancis dan dipamerkan di Geneva Motor Show tahun ini.  Untuk meraih tingkat aerodinamika yang tinggi, bodi disempurnakan lagi.  Penyempurnaan termasuk pada struktur cangkang tunggal yang semuanya dari karbon.  Bahan ini tak cuma membuat bobot berkurang, tapi keselamatan pun terjamin.  Dari penyempurnaan itu, akselerasi 0-100 km/jam dapat dicapai hanya dalam waktu 2,5 detik.  Dicoba 0-200 km/jam, hanya butuh 7,3 detik, lalu 0-300 km/jam dicapai dalam waktu 15 detik.

Bugatti Veyron
Perkembangan mobil memang sangat membantu kita dalam perjalanan sehari-hari, maupun pekerjaan.  Oleh karena itu, kita sebaiknya tetap menjaga keaslian kepingan sejarah yang telah lama ada sejak tahun 1672 tersebut untuk penerus bangsa di kemudian harinya.
Sumber : labsky2012.blogspot.co.id
                www.wikipedia.org